Safinah (Muqoddimah)


المقدمة
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين ، وبه نستعين على أمور الدنيا والدين ،وصلى الله وسلم على سيدنا محمد خاتم النبيين ،واله وصحبه أجمعين ، ولاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظي


“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang . Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam . Dan dengannya kami mohon pertolongan atas segala urusan dunia dan agama . Dan Allah bersholawat atas junjungan kita Muhammad penutup para Nabi dan atas keluarganya dan sahabatnya semua . Dan tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi Maha Agung”


Dlam kitab ini, Syekh Salim bin Abdullah bin Saad bin Samir Al hadhrami mengawali tulisannya dengan beberapa poin yang bernilai ibadah yaitu:


1.Lafal basmallah
Syaikh Salim mengawali dengan bacan basmallah dengan niat tabarukan kepada hadis Nabi SAW.


كُلُّ كلَامٍ اوْ امْرٍ ذِيْ بالٍ لا يُفْتَحُ بِذِكْرِ الله فهو ابتر او قال اقطع


” Setiap perkataan atau perkara penting yang tidak dibuka dengan dzikir kepada Allah, maka terputus berkahnya” (H.R Ahmad)

Bagi penulis perkara yang ditulisnya itu merupakan sesuatu yang sangat penting, maka perlu adanya istikharah, riyadah, tahajud dan meminta petunjuk Allah dan harus diawali dengan basmallah agar dipenuhi dengan berkah. Beliau mengikuti apa yang pernah dilakukan oleh Nabi Sulaiman AS ketika menulis Surat untuk Balqis yang berisi lafald Basmallah ( lihat Q.S An-Naml ayat 30). Maka dari itu dianjurkan bagi kita semua sebagai umat musli untuk mengawali segala sesuatu yang baik, yang bermanfaat dengan mengucapkan lafal basmallah.


2. Lafal Hamdallah
Lafal hamdallah lafal الحمد لله . Kita ini sering digunakan sebagai ungkapan syukur seorang hamba kepada tuhannya karena telah deberikan kenikmatan. Mushanif kitab mengungkapkan puji syukurnya dengan memuji Allah yang telah menunjukan jalan untuk menyelesaikan penulisan kitab. Hal ini dilakukan Mushanif karena khawatir kalau nanti usahanya dalam penulisan kitab akan sia-sia. Seperti Sabda Rasulallah SAW


كُلُّ امْرٍ ذي بالٍ لا يبدأ بالحمد أقطع


“Segala sesuatu penting yang tidak diawali di dalamnya memuji kepada Allah, maka akan terputus berkahnya”.

Menulis Hamdalah di awal suatu karya termasuk tabarukan kepada Allah yang dibeberapa surat Allah mengawali dengan memuji kepada diri-Nya sendiri, diantaranya surat al-Fatihah, al-An’am, al-Kahfi, saba’ dan al-fatir. Dengan lafal hamdallah mushonif juga berdoa agar kitab yang dibuatnya bermanfaat bagi manusia dan khususnya para pencari Ilmu dibidang fiqih. Sperti yang di ucapkan Rasulallah SAW:


افضل الذكر لا اله الا الله و افضل الدعاء الحمد لله


” Sebaik-baik dzikir adalah lafal Laa ilaaha Illallahu dan sebaik-baik doa adalah alhamdulillah”


3.Memohon Pertolongan Allah
Syaikh Salim memohon pertolongan kepada Allah dalam urusan dunianya dan akhiratnya agar senantiasa dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah SWT khususnya risalah yang dibuatnya. Hal ini dilakukan karena Allah telah mencontohkan untuk hamba-Nya dalam Q.S al-Fatihah “hanya kepada-Mu lah kami meminta pertolongan”.
Nabi juga pernah bersabda,


واذا سألت فأسأل الله، واذا إستعنت فاستعن باالله


“Jika kamu meminta sesuatu, mintalah kepada Allah. Dan jika kamu meminta pertolongan, minta tolonglah kepada Allah”


4. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW
Tak layak nampaknya ketika suatu risalah tentang ilmu tanapa di dahului sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, apalagi ilmu yang membahas agama Islam. Karena berkat beliau umat manusia menjauh dari zaman jahiliah menuju zaman penuh ilmu peradaban. Kita sebagai umat Islam dianjurkan mengucapkan atau bahkan menulis sholawat kepada Nabi SAW. Allah berfirman:


إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا


Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepadanya dan bersalamlah dengan sungguh-sungguh.” (Q.S Al-Ahzab ayat 56)
Nabi SAW juga bersabda


مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى الله عَلَيْهِ عَشْرًا


Artinya: “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah balas bershalawat kepadanya sepuluh kali lipat.” (HR. Muslim)
Selain kita dianjurkan bersholawat dengan lisan Syaikh Imam Nawai al-Bantani menganjurkan untuk menulisnya. Karena pahala tulisan solawat itu akan terus mengalir selagi tulisan itu masih ada. Seperti sabda Nabi SAW yang dinukil oleh beliau dalam kitab Kasyifatussaja syarah Safinatunnajah.


من صلّى عليّ فى كتاب لم تزل الملائكة تصلّى عليه مادام اسمي فى ذالك الكتاب


Artinya: ” Barang siapa yang bersholawat kepadaku dalam sebuah buku, maka malaikat senantiasa berdoa untuknya selama namaku masih tercatat dalam buku tersebut” (lihat kasyifatussaja syarah safinatunnajah)


5. Membaca Hauqollah
Lafal ini merupakan harta karun surga seperti yang dikisahkan oleh Abdullah bin Qais. “Suatu hari kami bepergian dengan Nabi SAW, setiap kali melewati jalan menanjak kami bertakbir (dengan suara keras), maka nabi SAW pun bersabda ” wahai para manusia, sungguh kalian tidak sedang memanggil dzat yang tuli atau sesuatu yang tidak ada, namun kalian sedang memanggil dzat yang maha mendengar dan maha melihat. Kemudain beliau mendatangiku dan saat itu aku sedang membaca dengan lirih ” Lahaula wala quata illa billah” maka beliaupun bersabda:


ياعبدالله بن قيس قل لا حول ولا قوة الا باللهفانها كنز من كنوز الجنة


“Wahai Abdullah bin Qois ucapkanlah ” Lahaula Walaa quwwata illaabillah” karena kalimah itu adalah merupakan hartakarun surga” (HR Bukhari dan Muslim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *