Safinah (Rukun Iman)

فصل: أركان الإيمان ستة: أن تؤمن بالله ، وملائكته، وكتبه وباليوم الآخر ، وبالقدر خيره وشره من الله تعالى

Rukun-rukun Iman yaitu 6 : Bahwa engkau beriman dengan Allah , dan para Malaikatnya , dan kitab-kitabnya , dan para Rosulnya , iman kepada hari akhir , dan iman kepada taqdir baiknya dan taqdir buruknya semua dari Allah Ta’ala .
Nabi SAW bersabda ketika di tanya malaikat Jibril apa itu Iman. Nabi menjawab.

اَلْإِيْمَانُ: “اَنْ تُؤْمِنَ بِاللّٰهِ وَمَلَآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْاَخِرِوَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِخَيْرِهِ وَشَرِّهِ” رواه: مسلم

Artinya:
Keimanan itu ialah engkau akan percaya (beriman) pada Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, dan engkau akan percaya kepada takdir baik dan buruk dari pada-Nya. (HR. Muslim)
Menurut Imam Syarifudin An-nawai Iman secara bahasa adalah مطلق التصديق yaitu membenarkan secara mutlak. Secara Syara’ adalah membenarkan kepada Allah, para malaikat-Nya, Rasul-Nya, hari akhir dan kepada takdir baik maupun buruk. Sedangkan Islam berhungan dengan pekerjaan pekerjaan wajib dan perbuatan dzohir.

Karna Allah telah membedakan Islam (tunduk) dan Iman (membenarkan dengan lubuk hati mengucapkan dengan lisan) disempurnakan dengan Islam  yaitu melakukan perbuatan-perbuatan wajib. Hal ini dijelaskan dalam Q.S al-Hujurat ayat 14.

قالَتِ الْأَعْرابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمالِكُمْ شَيْئاً إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S al-Hujurat: 14)
Dalam ayat ini keimanan telah dinafikan dari mereka dan dijelaskan bahwa keimanan itu belum masuk ke dalam hati mereka serta menetapkan keislaman pada mereka, mereka hanya mengucapkan syahadat agar terhindar dari bahaya. Akan tetapi hati mreka tidak membenarkan itu (masih ingkar). Demikianlah yang dinakan Munafiqun. Orang orang munafik sholat, puasa, shodaqoh, tapi hati mereka ingkar. Di era sekarang dinamakan kaum orientalis, mereka solat mereka puasa haji belajar ilmu agama akan tetapi hanya untuk penelitian. Hati mereka tidak Iman.

Dengan ini jelaslah perbedaan antara Iman dan Islam yakni bahwa Iman itu adalah sesuatu yang tetap di dalam hati melalui keyakinan sedangkan Islam adalah sesuatu yang tetap dalam ucapan dan anggota badan dan Islam merupakan lanjutan atas kesaksiannya terhadap Allah dan Rasulallah. Jika dalam hati mereka ingkar maka sia-sialah amal mereka (Hanya Allah yang tau). Namun jika hati mereka Iman maka amal mereka akan mendapatkan pahala dari Allah.

والله اعلم بالصواب

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *